Maria Tri Sulistyani (Ria)

b.1981

Co. Founder, Artistic Team of Gulali Festival & Facilitator of Gulali Lab

Adalah pendiri dan Co. Artistic Director dari Papermoon Puppet Theatre. Ria mendirikan Papermoon Puppet Theatre di tahun 2006, dan menginisiasi sebuah festival dua tahunan teater boneka berskala internasional sejak tahun 2008 dengan tajuk PESTA BONEKA.

Tidak hanya membuat karya pertunjukan, Papermoon Puppet Theatre juga banyak terlibat dalam karya seni visual yang dipresentasikan di gedung teater, museum, tapi juga di ruang publik seperti pasar, kereta api, dan lain sebagainya. Karya-karya Papermoon Puppet Theatre sudah bertualang ke 18 negara dan banyak dikenal sebagai karya yang bisa menyentuh kisah-kisah pribadi penonton.

Sejak awal mendirikan Papermoon Puppet Theatre, Ria selalu meyakini pentingnya ekosistem seni pertunjukan yang inklusi, terutama untuk penonton anak-anak.

Sejak 2016, Ria banyak aktif di forum teater untuk penonton anak di skala regional dan internasional sebagai anggota Asian TYA Network, dan juga ASSITEJ International.

Maria Tri Sulistyani (Ria)

Founder and Director of Papermoon Puppet Theatre

Ds. Sembungan RT 2

Bangunjiwo, Kasihan, Bantul

Yogyakarta, INDONESIA

www.papermoonpuppet.com

Ariyo Zidni

b.1980

Ia juga dikenal sebagai 'Kak Aio', adalah Direktur Festival Mendongeng Indonesia. Ia juga seorang pelatih storytelling, guru, trainer dan dosen yang mengajar kelas storytelling di Universitas Indonesia dan kuliah tamu di banyak universitas. Tertarik pada aspek penyembuhan sosial dari mendongeng, Ariyo Zidni mulai bercerita pada tahun 1999. Ia telah berpartisipasi dalam mendongeng trauma healing di Jakarta, Aceh, Bantul, Pangandaran, Yogyakarta, Sumatera Utara dan acara mendongeng sosial lainnya di sekolah, panti asuhan dan perpustakaan. Ariyo Zidni, Konsultan Perpustakaan yang gemar membaca, travelling dan hiking adalah pendiri Reading Bugs Indonesia Community dan Ayo Dongeng Indonesia Community. Ia diundang untuk bercerita sebagai International Storyteller di Penang International Kids and Storytelling Festival, Tell a Story Day di Kuala Lumpur, Malaysia; Festival Mendongeng Internasional Pune dan Di Bawah Festival Mendongeng Internasional Aalamaram Chennai, India; dan Singapore International Storytelling Festival.

Meyda Bestari

b.1993

Creative Manager Flying Balloons Puppet & Media Komunikasi GULALI Festival

Meyda tergabung di grup teater boneka Flying Balloons Puppet sejak tahun 2015. Berawal sebagai tim kostum saat pertunjukan pertama, hingga kini merangkap ibu rumah tangga dan juga pemain boneka di Flying Balloons Puppet.

Sebagian besar karya Flying Balloons Puppet berkaitan dengan isu lingkungan serta mitologi, mulai NATUH, Sori in the Land of Lembuna, dan Pongo Abelii.

Meyda juga menjadi bagian PESTA BONEKA sebagai seniman di tahun 2016, 2018, lalu menjadi tim Media dan Komunikasi di tahun 2020.

Meyda percaya anak-anak memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menjadikan bumi tempat lebih baik.

Lia Kusumawardani

Berbekal pengalamannya menjadi anak radio dan anak event, saat ini Lia memutuskan untuk menjalankan sebuah organisasi kecilnya sendiri yang sudah ia impikan sejak lama. Namanya Semesta KumBo.

Semesta KumBo adalah klub untuk anak berusia 8-15 tahun, di mana anak-anak bisa berkumpul dan menginisiasi kegiatan bersama. Mereka bisa merancang kegiatan yang mereka sukai bersama teman sebayanya. Saat ini kegiatan yang sudah berjalan banyak berhubungan dengan aktivitas menjadi reporter, jurnalis, public speaking, penulis, dan programmer. Anak-anak belajar dari berbagai hal yang mereka alami saat menyusun dan menjalani kegiatan bersama di Klub Semesta KumBo ini.

Lia juga banyak aktif di kegiatan anak dan literasi lainnya sebagai relawan, diantaranya di Ayo Dongeng Indonesia dan Goodreads Indonesia.

Menurutnya, hal yang dibutuhkan oleh anak-anak adalah punya banyak pengalaman rasa dan kebebasan untuk berimajinasi. Dengan begitu, anak bisa memperkaya kemampuannya untuk memperjuangkan keinginan, menghadapi risiko dan merancang hidupnya nanti. 

Salah satu hal yang bisa menjadi sumber pengayaan rasa dan imajinasi anak ini adalah melalui seni pertunjukan yang memang ditujukan untuk mereka. Karena itu, ia sangat senang bisa terlibat dalam keriaan Gulali Festival.

Muhammad Alhaq

b.1997

Akrab disapa Haq. Dia adalah seorang seniman, ilustrator, dan desainer. Ia pernah menempuh pendidikan di Desain Komunikasi Visual ITS Surabaya, namun setelah lulus ia memutuskan memfokuskan diri untuk mempelajari seni dan tinggal di Yogyakarta.

Baru-baru ini ia telah bergabung dengan Papermoon Puppet Theatre untuk berproses (utamanya) pada bagian artistik. Ketertarikannya pada berbagai bentuk dalam berkarya mulai dari karya visual hingga pertunjukan, dari bentuk 2D hingga 3D, sehingga mengarahkannya pada medium teater boneka tersebut.

Di luar hal itu, Haq juga tengah melakukan proses berkarya secara individu. Saat ini ia sedang mempelajari teknik menggambar. Karyanya yang sedikit surealis dan terkadang condong ke gelap ini masih berbicara seputar ide dan keresahan yang berasal dari pengalaman pribadinya. Namun menurutnya dalam proses eksplorasi selanjutnya tidak menuntut kemungkinan akan merambah ke medium lainnya.

Haq adalah perupa yang karyanya digunakan dalam semua elemen visual Gulali Festival tahun ini.

Gamaliel W. Budiharga

b.1981

adalah pengarah desain sekaligus desainer grafis, lulusan Fisiopl UGM dan Magister Desain ITB. Saat ini bersama Senja Aprela Agustin, teman hidupnya, mengelola Kotasis 333, sebuah studio desain rumahan di Surabaya. Sering bekerjasama dan bekerja untuk lembaga swadaya masyarakat, komunitas kreatif dan seniman. Beberapa karya desain grafisnya sempat mendapatkan penghargaan di Pinasthika Award.

Bambang Tri Untoro

b.1987

Bambang Tri Untoro (Ibenk) adalah seorang penulis bahasa pemrograman untuk menjadikan baris demi baris, halaman demi halaman kode program menjadi website untuk menyajikan informasi sehingga akses menjadi mudah dan menarik untuk dinikmati dalam berbagai aktivitas daring. Ibenk pernah menempuh pendidikan di AMIKOM Yogyakarta jurusan Teknik Informatika. Setelah lulus ia memantabkan dirinya sebagai Web Programmer mulai tahun 2010.

Saat ini ia aktiv di beberapa festival yang diselenggarakan secara daring dan hybrid. Beberapa kegiatan kesenian dan event mulai ia geluti sejak tahun 2016 sebelom adanya pandemi yang berakibat beberapa acara offline menjadikan gerak yang sangat terbatas. Dengan kemampuan yang dimilikinya kini ia semakin bermanfaat untuk beberapa kegiatan event dan festival untuk tetap terus berjalan dan tetap dengan penyajian yang menarik untuk dinikmati para pengunjungnya

Andreas Praditya Eka Putra

b.1989

Andreas Praditya Eka Putra (Rere) adalah seorang pegiat festival di Yogyakarta. Saat ini aktif sebagai Festival Director Pesta Boneka, Ketua III Festival Kebudayaan Yogyakarta, terlibat dalam gelaran Ngayogjazz sebagai Stage Manager dan beberapa kegiatan lainnya. Rere juga membantu sebagai pengajar praktisi dalam mata kuliah Media Pertunjukan di Departemen Ilmu Komunikasi UGM, dan juga di Jurusan Tata Kelola Seni ISI Yogyakarta untuk beberapa topik terkait pertunjukan dan penyelenggaraan event/festival.

Setelah menggeluti dunia event offline sejak tahun 2008. Satu tahun terakhir, Rere aktif membantu pengelolaan beberapa event-festival yang sebelumnya selalu diselenggarakan secara luring, untuk beralih ke daring maupun hybrid. Keterlibatan ini dianggapnya sebagai salah satu upaya menjembatani sekaligus mencoba mencari formulasi penyelenggaraan kegiatan seni-budaya untuk tetap terus bergerak dalam kondisi atau tantangan apapun.

PLEASE ROTATE YOUR DEVICE